Kepadamu, Pemilik Sebuah Nama yang Tertulis di Lauhul Mahfudz Untukku
Teruntuk engkau kekasih dunia akhiratku yang masih dalam rahasia tabir cinta-Nya: Hei, kamu di mana? Kini aku sedang terluka. Bisakah kau datang segera dengan membawa obat cinta penawarnya? Apa kamu masih mengingatku? Sosok yang pernah hadir dalam mimpi indahmu, ingatkah kamu? Ini aku, perempuan yang sedang belajar berbenah diri menjadi pantas dan terbaik untukmu. Oh iya, di manapun kamu berada, semoga selalu dalam lindungan-Nya. Pada pengujung senja sore hari, aku menulis surat rindu dengan binar malu dalam lamunanku, akan aku ceritakan kepadamu tentang seberapa sulitnya perjalan hati ini untuk temukan sosokmu pemilik hatiku. Aku berharap kamu membaca bait aksara sederhana ini, Sayang. Lalu kamu tersenyum senang. Tahukah engkau? Terkadang akupun lelah atas perjalanan yang sudah cukup jauh, namun masih tak kunjung jua ku temui senyum manismu yang ku damba. Terkadang pula di persimpangan jalan hidupku jumpai senyum ramah yang menyapa, hatiku berkata: Mungk...