Surat Tanpa Nama 2

Chapter 2 Puisi Tak Bersajak Hong Kong, 14 Februari 2015 Teruntuk engkau separuh hatiku. Apa kabar? Ku harap engkau selalu bahagia disana. Ini seuntai puisi tak bersajak, bayangkan saja apa jadinya pabila Sang Penyair kehilangan sajak-sajak puitisnya yang dipenuhi argumen romantisme. Tapi tidak sayang, tidak. Jelas alasan itu tak akan berpengaruh terhadapku, terhadapmu terhadap kita. Karena kau dan aku telah mendapat pengetahuan lebih dari cukup tentang pertumbuhan cinta; kau atau aku sama-sama pernah merasakan yang namannya jatuh cinta, bukan? Lalu menikmati rasa pahit dan manisnya, kita menanam sebuah bibit harapan kedalam jiwa berharap ilalang tak merusak pertumbuhannya, tapi kita ini manusia biasa sedangkan yang menentukan tumbuh atau tidaknya sebuah bibit-harapan hanyalah yang Maha kuasa, kita bisa apa jika bibit harapan tersebut tak bisa bertumbuh karena musim panas menelannya cepat. Sayang. Apakah engkau masih ragu tahukah engkau, cintaku lebih...