Goresan Hati Perempuan Rantau

Aku seorang gadis yang mencintai petualangan. Jiwa petualangan ku begitu besar, hingga tak ada satu pun orang yang menghalangi jalan ku. Kecuali Takdir-Nya.

Aku di besarkan dari keluarga broken home, pun hidup ku akhirnya juga broken. Namun hati ku sangag percaya kepada-Nya. Dan aku bukanlah sosok perempuan yang mudah putus asa. Sesulit dan seberat apapun kehidupan, aku tetap menjalaninya. 

Aku begitu mempercayai adanya mimpi dan harapan. Walau mimpi itu sendiri telah jauh meninggalkan aku. 

Aku yang sebelumnya acuh akan masadepan, kini membalikan badan menatap kembali apa yang terjadi, hingga aku seperti sekarang. Berjalan tanpa arah dan tujuan. 

Masih ku ingat jelas petualangan ku, kala aku baru berusia Lima Belas Tahun. Gadis belia yang baru melek. Jiwa petualangan begitu besar tak terbandungi. Menyuluhkan api, begity berani meninggalkan indonesia demi secuil mimpi. 

Kala itu aku memutuskan merantau ke bumi para Nabi. Menginjak kan kaki ku dan itu bukan lagi mimpi, gurun Sahara yang tadinya hanya bisa ku lihat di TV begitu nyata ku memandangnya dengan mata terlanjang. 

Hawa yang begitu panas., debu-debu berterbangan, hati memanjatkan doa dan berpasrah hidup dan mati hanya untuk-Nya. Aku berjihad di jalan Rabb ku. Tidak ada yang tidak mungkin baginya. 

Selama dua tahun lamanya aku berpetualang di bumi para Nabi. Menapaki jejak-jejak kehidupan, belajar memaknai hidup dari alam, pun aku du besarkan oleh alam itu sendiri. Aku biarkan hidup ini alami, belajar dari setuap pengalaman, aku tidak berkecil hati kalo pun kenyataan memang kedua orang tua ku tidak pernah memberikan kasih sayang dan didikan, karena aku punya Allah Ta'ala yang mencintaiku membimbing, mendidik, mengajarkan.