Terhenti Di Ujung Senja

Dari titik-titik pena ku ingin aku ceritakan kisah hati, sederhana namun begitu indah. 
Kau tau kawan, bahwa jatuh cinta itu indah. Lebih indah dari yang kau bayangkan. Mungkin juga lebih sakit. 

Sakitnya ketika kau jatuh cinta namun tak mampu memilikinya. 
Aku gadis yang gila akan 
petualangan. 

Menapaki jejak-jejak kehidupan, mengejar mimpi sampai ke penghujung destinasi. Namun aku terhenti sejenak di ujung jalan. Terpana akan keindahan Senja sore. 
Langkah ku terhenti. Nampak jelas ada sosok yang tengah berdiri disana memandangi senja, “Dia siapa?” Tanya ku dihati. 
Ragu, ada rasa ragu untuk menyapa. Karena aku punya komitmen dan janji. 

Takut, takut untuk mendekatinya, takut aku jatuh cinta. 
Dia seindah senja. 

Tapi pada akhirnya pertemuan yang tidak disengaja membuat kami bertegur sapa dan itu aku yang memulai. 
“Maaf,” kataku membuka pembicaraan. Sembari berdiri disampingnya. 
“Iya,” katanya, wajahnya terlihat begitu santai. 
Ahh kau tau kawan, selama ini, dalam perjalanan petualanganku, berkali aku bertemu dengan sosok laki-laki. Tapi tak ada yang sepertinya. Dia beda.

Mungkin aku terlalu memujinya, tapi bukankah semua pujian ada alasannya? Yupz, itu biar jadi urusan hati ku sendiri.  
“Boleh tanya,?” Tanyaku bosa-basi. Niat hati ingin menguji dia.  
“Silahkan, Mbak.” Jawabnya cuek. 
Dia mengingatkan aku pada sosok cinta pertama. Aku tidak membedakan atau bahkan menyamakan dia dengan masalalu ku. Tapi yang seperti ini yang aku suka. Jantung ku terasa berhenti berdetak. 
“Tanya apa ya?” Kataku balik tanya. 

Dia hanya diam. Bahkan sangat lama kami dalam hening. Dia mulai angkat bicara, tapi dengan cara yang berbeda. Hanya satu atau dua kata, tanya jawab gitu. Aku yang tanya dianya yang nge-jawab. 
Waktu berlalu begitu cepat, setelah itu aku harus terus melangkah, meneruskan petualangan ku sampai ke puncak masadepan. 
Kehadiran dia laki-laki senja, itu hanya lah sebuah ujian-Nya. Yang mengajarkan dan untuk aku belajar menjadi lebih kuat, dan gak gampang jatuh cinta. Tidak segampang yang aku bayangkan, kawan. 


Banyak yang ingin aku bicarakan dengan dia, tak terbilang oleh bilangan hari. Tapi waktu menekan ku disini, aku harus pergi meninggalkan apa yang tidak pasti. 
Terimakasih sayang ku, my dear Dodi

Kamu memberikan warna yang beda di langit hati ku. Cukup indah senja hari ini, aku memandangnya seakan memandang wajahmu. 
Jangan lupa bahagia, 

I love you



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Yang Ke 6

Doyan Jual Mahal! Cewek Leo adalah Zodiak Yang Sulit Ditaklukan.

Cita dan Dendam