Cita dan Dendam
Waktu itu aku sangat takut. Takut aku dan dia ga punya masa depan. Sedangkan kami berdua hidup sendirian di hamparan kehidupan, menatap kosong ke arah indahnya pelangi. Tapi aku bukan perempuan yang lemah, bukan satu-satunya perempuan memikul beban berat dan tanggung jawab besar, bukan pula paling menderita di bumi. Bukan itu, dan hatiku bukan kayu yang mudah rapuh, tapi langit yang luas. Dimana aku bersumpah di atas nama dendam di masa lalu, aku perempuan yang bernama jingga, akan mewujudkan semua mimpi mimpi. Akan aku jadikan kehancuran itu sebagai kemenangan ku di masa depan, kemenangan ku dan dia adik ku. Kemenangan dua gadis kecil yang terkucil dan terbuang.
Komentar
Posting Komentar