Surat Izin Dari Bunda Part II

Cerpen: Surat Izin Dari Bunda
 II

Pagi yang cerah seperti ini, paling menyenangkan menghirup udara segar. Walo jujur mata masih ngantuk, karena tadi pagi bangun Sholat Subuh, terus lanjut tidur lagi dan parahnya masih dapat beberapa menit, *eh* Ya Allah, Abi udah bangunin aku. Katanya: Dedek Rehana? Cepetan bangun, teman-teman kamu udah pada berangkat kesekolah. 

Ku jawab dengan santai seraya meninggikan selimut: Maaf ya Abi, masih pagi. 

Abi membuka selimut ku, memaksa gitu lalu menggendongku menuju kamar mandi, 

"Duhh Abi, Rehana udah gede.!" Kataku sembari memonyongkan bibir. 

Kalo sudah kayak gini langsung ke tempat perlindungan wanita. Bunda tercinta yang tak ada duanya, Bunda juara satu ku bilang. Eh kayaknya bunda sibuk bantuin nenek memasak. Kayak gitu setiap hari. Sedangkan kakek, dia sibuk dengan pasukan ikan dikolam. Terus Abi? Dia masih sibuk ngejahilin aku, membatalkan mimpi indahku. 

"Bund?" Panggilku, sembari berjalan menuju dapur. 

"Iya sayang," jawab bunda sembari membawakan segelas teh hangat untuk ku. 

"Bund, bilangin ke Abi,?" Bisik ku pelan. 

"Bilangin apa sayang?" Tanya Bunda meringis. 

"Rehana itu udah besar. Bisa bangun pagi sendiri.!" 

"Kenapa nggak bilang sendiri ke Abimu, demo gitu?" Lanjut bunda nyengir. 
***

Aku suka dengan suasana keluarga ku. Nyaman, sederhana, tenang dan damai. Bunda, setiap hari kagak ada bosen nyuruh aku membaca, dia suka menceritakan hal-hal yang berbau sastra. Karena bunda aku jadi suka menuangkan unek-unek dalam sebuah cerpen, cerbung. Begitulah. Pokoknya i love you bund. 

Sedangkan Abi, memperketat dalam soal Agama Islam saja. Sekarang kan umurku baru dua belas tahun. Abi nyuruh aku pake hijab bukan hanya di sekolah, tapi ketika aku mau ke rumah sahabatku juga harus pake. Terus dilarang jalan sama teman cowok, Abi bilang bukan mahrom. 

Tapi bunda nggak pernah bilang apa-apa padaku tentang hal itu. Kemaren aku tanya ke bunda. Itupun tanpa sepengetahuan Abi. 

"Bunda? Rehana ingin tanya?" 

"Apa sayang?" Tanya bunda. 

"Kenapa Abi melarang Rehana jalan sama teman cowok." Bunda diam sejenak seraya menatap wajahku lalu tersenyum tipis. 

"Dedek, maksut Abi kamu, dia hanya ingin menjaga putrinya yang cantik ini. Zaman semakin renta, rusak, karena ulah generasi yang semena-mena, lupa terhadap agama, jauh dari Allah. Menjadikan pacaran yang jelas dilarang agama Islam, iya sebagi kebutuhan."

"Terus dedek harus gimana Bunda?" 

"Bunda tidak pernah melarang kamu untuk berteman dengan siapa pun. Yang bunda minta: kamu tetap jaga kehormatan dan harga diri seorang perempuan. Menjunjung tinggi Agamamu dimana pun kamu berada.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Yang Ke 6

Doyan Jual Mahal! Cewek Leo adalah Zodiak Yang Sulit Ditaklukan.

Cita dan Dendam