Tentang kekecewaan ku part 1
Ku coba melawan meski tak kan mungkin. Aku berusaha sekuat hati untuk bisa, tapi sekali ku lepas, dan ketika rasa ini pergi. Aku tak akan mungkin bisa punya rasa yang sama untuk kali ke dua. Hidup memang pilihan bukan?
ini tentang aku dan sebuah cerita, ketika aku harus memilih diantaranya. Cita atau kah cinta. Pilihan cukup jelas, cita yang menjadi prioritas. Aku menikmati saat ini. Apa pun yang ku rasa aku tetap tersenyum.
Aku tidak tahu,? Apa yang ku rasa. Termasuk aku tidak tahu mengapa bisa sesakit sekarang. Rasanya sangat sakit tanpa ku tahu dimana letak sakit itu.
Ini sudah resiko jatuh cinta pada orang yang salah. Jatuh cinta pada dia yang jelas-jelas bukan jodoh kita. Tidak usah diceritakan pun di gambar seperti apa sakitnya. Mungkin hati sudah remuk.
Tapi aku masih bisa bertahan. Ku rasa aku tetap mampu bertahan mencintai dia. Berapa kali ku katakan, aku sangat sanggup untuk menyayangi dia, sesakit apapun itu. Tapi ada kalanya kekuatan cinta itu menghilang, ketika cinta itu tidak lagi punya alasan untuk tetap bersikeas menjadi kuat. Dan mungkin alasan yang jelas itu aku dapatkan dari orang yang aku cinta.
Malam ini masih di musim dingin. Aku merasakan semakin beku. Setiap hari disiksa oleh perasaan yang kian menentu. Tentang dirinya yang sama sekali tak menginginkan cintaku.
Aku menelfon dia hampir setiap hari. Tanpa pernah aku bosan dan letih menahan pedih. Itu bagiku tak lah penting, hanya dengan mendengar suaranya satu kata dua kata. Aku udah bahagia.!!!
"Hallo," telfon diangakat.
"Kamu sibuk?" sambungku bertanya.
"Iya. Ini sibuk nonton Tv." Jawabnya datar.
"Aku nganggu?" Ku tanya.
"Iya, sedikit." Jawabnya datar.
"Boleh bicara sebentar?"
"Bicara aja, aku dengerin."
"Apa dalam hatimu nggak ada sama sekali secuil sayang padaku,?"
"Sudah berapa kali ku bilang. Aku nggak mau buka hati buat siapapun. Kamu ngerti kan, dan kamu itu jangan berharap terlalu tinggi. Nanti jatuh." Jelasnya.
"What,? Berharap terlalu tinggi kamu bilang?"
"Iya."
"Terus apalagi?" Ku tanya.
"Udah males bahas ini.!" Katanya sewot.
"Kamu harus bilang. Dan jelaskan biar aku berhenti berharap."
"Tanpa ku jelaskan kamu tahu maksutku. Dan seharusnya udah ngerti."
"Tapi aku belum ngerti,!!"
"Kamu jangan berlebihan. Anggap saja biasa. Aku anggap kamu ya kayak teman cewek-cewek ku yang lain."
"Katakan. Kamu harus bilang. Katakan sekarang. Apa aku harus berhenti? Berhenti menyayangi kamu, berhenti memperjuangkan kamu. Berhenti mencintai kamu?"
"Iya, kamu harus berhenti"
"Udah jelas sekarang, aku faham. Makasih ya"
Komentar
Posting Komentar