Sebuah perpisahan

Kota Kembang, 14 Juli 2013

(Sebuah Perpisahan) 

Aku seonggok raga yang akan berkelana jauh, mencari jati diri dengan berani. Tanpa terpikir olehku akan kejahatan apa saja di luar sana. Aku hanya ingin pergi jauh sejauh mungkin, tanpa berpikir panjang tentang resiko. Jiwa muda yang memberontak merombak emosi jiwa, bagai deburan sang badai mengkaramkan sebuah kapal. 

Bunga desa yang masih kuncup itu telah diporak-porandakan sang angin, iya kawan, rupanya ia tak memberi kesempatan untuk sang bunga bermekaran, hidup ini memang sangat "jahat," 

Pada saat ini, diri bagaikan sang bunga itu, alam tak merestuinya untuk mekar ditaman. Hancur.

Izinkan aku mengajakmu berpetualang kawan, tentang petualangan cinta sang kembang kuncup yang tak sempat mekar. 

Dia Alya. Usia baru tujuh belas tahun,  orang-orang memanggilnya Jingga. Nama panggilan itu awalnya dari sosok anak adam yang lembut hatinya, tatapan yang penuh wibawa itu, tak akan pernah bisa Alya lupakan sepanjang waktu, dia namannya.... Fajar. Nama yang indah bukan,? Iya indah seperti orangnya. 

Pagi sekali, kabut menutupi kota Turen. Alya berjalan sendiri menuju sekolahnya, ia mengenakan seragam putih abu-abu. Tetesan air mata membasa pipi membuat pulau kecil di wajah manisnya, Alya gadis berambut panjang itu lebih manis ketika terlihat menangis. Dia berdiri didepan gerbang sekolah. Ada mimpi yang karam dihatinya. 

"Kau tahu cita-citaku ingin menjadi dokter,?" Tanyanya seakan pada dirinya sendiri. 

"Kau bodoh sekali, pecundang. Lari dari masalah secuil kuku.!" Hujat hatinya. 

"Karamnya suatu mimpi, tak ada yang pantas di salahkan disini. Mereka pun memaklumi bila jalan hidup seorang anak broken home tak terarah." Sambung Alya lirih. 

"Kita akan pergi jauh meninggalkan masa putih abu-abu, dan perpisahan ini akan terlihat lebih menyakitkan." Sahut seseorang dari belakang membuyarkan lamunannya, Alya menoleh lalu tersenyum tipis. 

"Kalian disini?" Tanya Alya setelah melihat empat sahabat berdiri disampingnya. Mereka adalah gengnya Alya, suatu geng yang paling nge-hits di SMA ini. Geng Keonk. Geng tersebut di isi enam gadis gokil, kece baday dan kayak artis dikota kembang. Mereka adalah Alya, Dewi, Yolanda, Afi dan Ajeng.

"Kita selalu disini Alya, bahkan ratusan purnama kita akan tetap disini." Gumam Yolanda seraya memeluk Alya, disusul sahabatnya yang lain. Mereka terlihat seperto Sinema anak-anak: Teletubis. 

"Guys, Nanti siang aku langsung take out, maaf aku nggak bisa ikut wisuda atau seru-seruan bareng kalian. ." Kata Alya setelah melepas pelukan empat sahabatnya. 

"Alya, apakah seperti itu caranya,? Wisuda adalah acara paling penting. Kau tidak akan bisa mengulang moment ini." Kata Ajeng.

"Aku bisa apa jeng,? Aku nggak bisa berlama-lama berdiri diatas bumi Arema ini. Sedangkan setiap detik aku merasa ada sayatan pedang di hati. Rasa kehilangan itu membunuhku setiap detik aku bernafas. Aku ingin bisa menerima kenyataan kalo dia telah tiada. Kau tahu kan bagaimana rasannya jadi aku,? Coba deh jadi aku.!" Seru Alya di iringi derai air mata. 

"Maafkan aku Alya. Aku tahu kau sangat kehilangan Fajar. Tapi ku mohon jangan siksa dirimu sendiri kayak gini." Lanjut Ajeng seraya memeluk Alya. 

"Jeng, udah. Nggak usah bahas itu lagi." Kata Yolanda seraya menepuk bahu Ajeng. 









Komentar

Postingan populer dari blog ini

Yang Ke 6

Doyan Jual Mahal! Cewek Leo adalah Zodiak Yang Sulit Ditaklukan.

Cita dan Dendam