Seven Promise (Part 1. Diary Masa SMA)


Kawan, apakah kamu percaya bahwa cinta itu saling menguatkan satu sama lain. Yakni,  the positive of love, has plenty of power to make you feel better and advanced. Dan pada saat ini lucu sekali hatiku tiba-tiba rindu masalalu dan membuat aku penaku tergerak kembali menghidupkan dongeng masa putih-abu-abu yang pernah mewarnai hariku sekaligus mengkaramkan mimpiku, iya aku menulisnya di atas lembar putih microsoft world document ini. Ini tentang kisah lima tahun yang lalu. Dimana perasaan yang ada dalam hati bisa di definisikan sebagai peranan The First love, manakala kembali ku buka lembar demi lembar buku diary bersampul memerah muda itu, hatiku bergetar, ada rasa senang dan juga ada rasa sedih bercampur sayatan pedang Dewi Kali.

Iya atau ini sekadar keinginan saja, namun sungguh aku kecewa ketika naluriku ingin kembali pada kisah itu dan ingin di tempat yang untuk cerita yang berbeda, dengan teman, sahabat dan dia. Semua berawal dari penemuan Diary SMA yang aku simpan di gudang kecil di sebelah dapur budeku. Aku tak tau kenapa diary tersebut masih ada, seingatku uda aku buang.! Agggghhhh!!

Sudah hampir lima tahun aku hidup di luar negeri, selama empat tahun aku fokus dengan pekerjaan merawat nenek, fokus dengan belajar sastra dan seni biola. Kesibukan itu membuatku lupa pada kisah tersebut, memang aku ingin melupakannya, melupakan kecewa yang membuatku sempat menganggap bahwa hidupku tak ada artinya tanpa dia. Iya itu sudah lalu, sedangkan saat ini  aku tak tidak ingin menganggu konsentrasi kuliahku gegara mengingat kejadian penghianatan cinta. Kini aku mencoba tetap fokus kuliah di salah satu Universitas di Hong Kong.

Aku masih numpang  tidur di rumah budeku yang kebetulan dapat jodoh orang Hong Kong. Sedangkan biaya kuliah aku punya tabungan khusus hasil aku berkerja selama empat tahun itu, disisi lain aku juga masih kerja partime demi kelangsungan studynya adik di penerbangan. Hidup ini tidak mudah kawan, karena hidup adalah perjuangan, tanpa perjuangan bukan hidup namanya.

Sekarang di Hong Kong musim dingin, pada desember memang di kenal akan suhu dinginnya dan mendekati hari raya cina. Musimnya libur juga. Dan senangnya aku dapat libur kuliah sampai tanggal 2 Januari. Namun ya tetap buka modul, karena bahasa yang di gunakan adalah bahasa inggris jadi ini lebih sulit dari modul yang mengenakan bahasa Indonesia. Tapi aku bersyukur banget karena punya temen belajar dari kampus yang  bisa di sebut dengan Study group. Anggota  minimal tuju orang dan wajib kompak,  punya kreatifitas yang tinggi, selalu Aktif demi mendapat nilai  A dari Master atau Dosen. Karena hal itu akan sangat membantu kita nanti kalau sudah memasuki final revisi. Aku punya enam  teman, dari negara yang berbeda, dari indonesia ada aku dan Gege, India, Beijing, Filipina, Hong Kong dan satu lagi dari Negara Barat. Disini yang kayak sapi ompong cuma aku aja, karena bahasa inggrisku kalo di nilai cuma bertahan di angka 4. Tapi alhamdulillah masih di terima di kampus internasional tersebut. Orang bilang aku ketiban duren.

Seperti itulah ceritaku, dengan adanya pengalaman luar biasa yang hadir dalam hidupku selama ini,  lebih dari cukup membantuku move on dari kejadian SMA paling menyedihkan. Tapi sangat di sayangkan jikalau aku tiba-tiba rindu gegara membaca ulang awal cerita dalam tulisan tinta di buku Diary lamaku.

Bersambung...





Komentar

Postingan populer dari blog ini

Yang Ke 6

Doyan Jual Mahal! Cewek Leo adalah Zodiak Yang Sulit Ditaklukan.

Cita dan Dendam